Bisnis Kepiting

Bisnis Kepiting

KEPITING merupakan salah satu produk perikanan yang cukup potensial di Indonesia. Sehingga tidak salah kalau banyak orang mulai melirik bisnis ini. Namun untuk terjun ke bisnis kepiting eksport, mutlak diperlukan persiapan yang matang. Baik persiapan fisik, mental dan materiil tentunya. Mengapa demikian? Alasannya adalah karena bisnis ini menjanjikan keuntungan yang signifikan. Demikian juga dengan resiko kerugiannya yang setimpal jika Anda mengabaikan hal – hal sebagai berikut :




1. Timing / waktu eksport.


Timing atau waktu yang baik untuk memulai bisnis kepiting eksport ini adalah sekitar bulan Desember hingga bulan Juli/Agustus. Hal ini terkait dengan kondisi cuaca di negara tujuan eksportir terbesar yaitu RRC. Pada bulan – bulan tersebut, negara RRC mulai memasuki musim dingin sehingga tingkat konsumsi makanan disana sangat besar. Tidak heran kalau harga kepiting semua jenis sangat tinggi. Apalagi menjelang hari besar RRC seperti Imlek dan Hari Buruh Nasional disana. Harga kepiting Telur/Betina kualitas eksport dengan ukuran 250 gram dapat mencapai Rp. 300.000,- / Kg. Menggiurkan bukan?

Bisnis ini juga tidak lepas dari masa sulit terutama di sekitar Bulan Juli/Agustus hingga November. Kami biasa menyebut masa ini sebagai “Ghost Month” atau “Bulan Hantu”. Apa maksudnya? Pada masa ini, negara tujuan eksport khususnya RRC mulai dibanjiri oleh kepiting lokal dari dalam negeri mereka sendiri. Ini biasanya diperparah juga dengan mulai musimnya kepiting dari negara – negara terdekat RRC seperti Bangladesh, Pakistan, India, dll yang dikenal dengan harga kepiting yang murah. Otomatis hukum ekonomi berlaku. Suply and Demand tidak berimbang. Akibatnya harga kepiting dari negara – negara lain termasuk Indonesia rontok berkeping – keping. (Hehe..serius amat). Bulan paceklik begini, disikapi berbeda oleh suplier daerah dan para eksportir. Ada yang memilih untuk berhenti dahulu atau beristirahat sambil menikmati hasil jerih payah tahun sebelumnya dan menunggu musim kepiting di RRC berakhir dengan harapan harga eksport bergairah kembali ataupuntetap melanjutkan aktifitas seperti biasa dengan segala konsekwensi nya yaitu harga yang murah dan market yang sepi. Suplier daerah yang memilih untuk tetap beraktifitas beralasan agar nelayan mereka yang sehari – hari memasok kepiting ini tidak dibajak oleh kompetitor. Kondisi ini mengingatkan saya akan pepatah “Biar Tekor tapi tersohor” atau “Maju Kena Mundur Kena”.

Anda memilih langkah yang mana?


2. Pemahaman Suplier terhadap kualitas standart eksport


Dibahas di halaman Cara Sortir.


3. Pemahaman Suplier terhadap proses pengiriman


Dibahas di halaman Cara Pengiriman.

Jika hal penting di atas telah Anda pahami dan sikapi dengan baik, artinya Anda telah layak untuk di “wisuda” menjadi Entrepreneur Baru dan Raja Kepiting siap bekerjasama untuk membeli kepiting eksport Anda sesuai dengan harga yang berlaku. Semoga kerjasama ini nantinya membawa hasil yang sepadan bagi kita semua..Amin!!

Sumber: rajakepiting.com

0 komentar: